Rabu, 15 Mei 2013

10 KEUNTUNGAN TIDUR CUKUP

           Jangam meremahkan waktu tidur. Seberapapun sibuknya aktivitas kamu, meluangkan waktu tidur bisa memberikan efek positif dalam berbagai sisi kehidupan. 10 keuntungan cukup tidur yang di kutip dari Health :
1. Meningkatkan daya ingat. Buat yang bersetatus pelajar atau mahasiswa, menggabungkan antara belajar dengan tidur yang cukup bisa membantu memperkuat daya ingat.
2. Punya kuantitas hidup atau umur lebih panjang. Sebuah setudi ditahun 2010 yang dilakukan pada cewek terungkap, banyak kematian pada cewek terjadi ketika mereka tidur hanya 5-6 jam permalam. Kemungkinan, efek samping dari kurang tidur yang membuat cewek lebih tinggi menghadapi resiko kematian.
3. Mencegah peradangan pada tubuh. orang yang kurang tidur berpotensi mengalami peradangan yang menjalar pada terjadinya resiko penyakit jantung, stroke, diabetes, arthritis dan penuaan diri. kurang tidur membuat protein pemicu peradangan naik terutama pada mereka yang tidur kurang dari enam jam per hari. Hal tersebut juga memicu kenaikan tekanan darah.
4. Memacu kreativitas. ketika kamu cukup tidur akan mengalami penguatan komponen emosional memori yang memacu proses kreatif.
5. Lebih berprestasi. studi yang dilakukan universitas Stanford menemukan, pemai sepakbola universitas yang tidur 10 jam sehari selama 7-8 minggu, punya kemampuan rata-rata kecepatan laro yang lebih baik. mereka juga lebih tahan terhadap kelelahan dan penurunan stamina.
6. Memperbaiki nilai akademis pelajar. sebuah studi yang dimuat jurnal sleep pada 2010 mengatakan, anak-anak usia 10-16 tahun yang punya masalah pernafasan sehingga mengganggu kualitas tidurnya, memiliki masalah dalam kosentrasi dan belajar.
7. Manajamkan kosentrasi. anak-anak dan orang dewasa mengalami masalah konsentrasi saat kurang tidur. orang dewasa censerung mudah mengantuk, sedangkan anak-anak menjadi lebih hiperaktif.
8. Punya berat badan yang lebih terkontrol.orang yang cukup tidur lebih mungkin kehilangan 56 persen lemak dibanding yang kurang tidur lebih mudah lapar dan berakhir dengan penimbunan lemak ditubuh.
9. Mengusir stres dan depresi. karena orang yang cukup tidur punya kontrol yang lebih baik dan menormalkan tekanan darah. selain itu, kolestrol juga akan turun. emosi akan lebih etrkendali dan kecemasan bisa diatasi.
10. terhindar dari kecelakaan. Banyak kasus kecelakaan karena pengendara mengantuk. orang yang mengantuk sulit mengoordinasikan pikirannya antara mengemudi dan kewaspadaan terhadap kondisi jalan. reaksi gak mampu direspon dengan cepat.

MENGEPALKAN TANGAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT

            Mengepalkan tangan bukan aktivitas yang gak ada manfaatnya. menurut studi yang dilakukan peneliti dari  Montclair State University, aktivitas tersebut dalam membantu meningkatkan kemampuan meningkat. tangan kanan yang sering dikepalkan akan membantu membentuk sebuah ingatan diotak. sementara kalau tangan kiri yang dikepalkan, bisa merangsang pemanggilan ingatan yang sudah lalu. demikian menurut informasi yang di kutip dari She Knows.
        Dalam studi ini, peneliti melibatkan sejumlah relawan. mereka membagi peserta menjadi lima kelompok. mereka diberikan tugas untuk menghafal dan mengingat 72 kata. masing-masing kelompok diminta untuk berbuat yang berbeda selama menghafal kata. satu kelompok diminta menghafal sambil mengepalkan tangan selama 90 detik sebelum menghafal. kemudian mengepalkan tangan lagi ketika selesai melafalkan ingatan. kelompok kedua melakukan hal yang sama tapi dengan tangan kiri.
        Sementara kelompok yang ketiga, mereka menghafal tanpa mengepalkan tangan sama sekali. kelompok empat mengepalkan tangan kiri sebelum menghafal, dan mengepalkan tangan kanan sebelum melafalkan. terakhir, kelompok kelima mengepalkan tangan kanan sebelum melafalkan hafalan dan mengepalkan tangan kiri ketika mengingat kata.
      Hasilnya, kelompok kelima yang mempunyai hasil maksimal dalam mengingat dan memanggil kembali ingatan tersebut. menurut peneliti, mengepalkan tangan kemungkinan mengaktifkan daerah otak tertentu yang merangsang peningkatan kemampuan nebgingat.

Rabu, 10 April 2013

Tiga Makanan Dengan Kekuatan Tersembunyi

Kita semua tau kalau produk susu banyak mengandung kalsium atau tomat yang baik untuk kesehatan jantung. tapi apa kamu taukalau makanan tadi juga punya sifat melawan kanke ?
Ternyata, masih banyak manfaat lain yang tersembuyi didalamnya.

1. Keju
Terkenal karena, kalsiumnya untuk menjaga tulang tetap kuat.
Bonus manfaat : Keju juga mengandung menaquinones, jenis vitamin K. sebuah studi skala menemukan lebih dari 24.000 orang berusia 35-64 yang mengomsumsi makanan yang mengandung menaquinones tinggi bisa mengurangi resiko terkena kanker. karena bisa mengaktifkn gen yang membunuh sel-sel kangker. sumber lain menaquinones antara lain kuning telur, ayam dan sayuran hijau.

2. Saus Tonat
Terkenal karena Lycopene yang berguna untuk melindungi jantung.
Bonus manfaat : saus tomat pada dasarnya juga mengandung apigenin, suatu flavonoid yang kuat (antioksigen).
cewek dengan asupan apigenin tinggi bisa menurunkan resiko kanker ovarium berdasarkan penelitian dari brigham women's hospital and harvard medcal school. selain saus tomat, apigenin juga ditemukan dalam seledri, peterseli dan makanan nabati.

3. Ikan Salmon
Terkenal Karena : kandungan asam lemak omage-3 yang berguna untuk menurunkan tirigliserida dan mencegah menumpukkan plak di arteri.
Bonus manfaat : orag yang serng mengomsumsi makanan yang kaya omega-3 seperti saimon atau kacang, punya resiku penyakit gusi lebih kecil dari pada mereka yang jarang.
Hal tersebut ditemukan dalam studi harvard baru-baru ini yang diterbitkan dalam journal American Dietetic Association. selain itu omega-3 yang juga terdapat pada ikan tuna bisa mencegah kangker payudara serta menurunkan resiko terkenanya leukimia.
(Tabloid Gaul, Februari)

Selasa, 26 Maret 2013

DEPRESI DAN BUNUH DIRI PADA REMAJA

A.    Latar Belakang
Dalam perkembangan psikologi, remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang penuh kesukaran dan persoalan. Fase ini berlangsung mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Dikatakan sebagai fase yang penuh kesukaran dan persoalan karena dalam fase ini remaja sedang berada di dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang dewasa. Dimana mereka terkadang masih bertingkah laku seperti anak-anak namun tuntutan sosial mengharuskannya bertingkah laku seperti orang dewasa.
Sejalan dengan perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai melepaskan diri dari ikatan dan ketergantungan kepada orangtuanya dan sering menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya(ide pemberontakan - teori formal masa remaja oleh G. Stanley Hall (1904/1916) ).
Kesukaran dan persoalan yang terjadi pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri R            Remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru, dan masyarakat. Sebagaimana yang sering kita lihat pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru, dan remaja dengan kalangannya sendiri. Semua ini terjadi karena remaja masih berada di dua persimpangan tadi. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain/baru seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal terhadap remaja itu sendiri maupun orang lain(Syah, 2001). Akan tetapi, perlu diketahui bahwa semua kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan jika orangtua, guru, dan masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan kesehatan mental remaja, dan mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja.
Menurut beberapa ahli psikologi, keluarga atau orangtua yang baik adalah orang tua yang mampu memperkenalkan kebutuhan remaja berikut tantangan-tantangannya untuk bisa bebas kemudian membantu dan mensupportnya secara maksimal dan memberikan kesempatan, menghormatinya dalam hal berpendapat, mengambil keputusan, ketertarikan, dan kepribadian anak(gaya pengasuhan otoritatif Baumrind).
Kesehatan Mental Remaja : Depresi pada Remaja Beberapa Indikator dan Penyebab Masalah kesehatan Mental Remaja Selain orang dewasa, remaja pun dapat mengalami kesehatan mental yang secara umum dapat mempengaruhi cara berpikir, perasaan, dan tingkah laku. Masalah inilah yang dapat menyebabkan seorang remaja mengalami kegagalan studi, melakukan perilaku yang menyimpang, melakukan kriminalitas, dan lain-lain. Kesehatan mental yang sering dialami oleh remaja diantaranya depresi, rasa takut, rasa cemas, hiperaktif, gangguan makan, gangguan tidur, dan lain-lain. Dan dalam hal ini saya membahas tentang Depresi pada Remaja.
Perasaan depresi dan gembira bersifat universal. Ini membuat mood disorders (gangguan suasana perasaan) gangguan yang membuat orang begitu kehilangan daya hidup bunuh diri dianggap sebagai pilihan yang lebih baik dari pada tetap hidup. Dalam perkembangan normalpun seorang remaja mempunyai kecenderungan untuk mengalami depresi, Oleh karena itu sangatlah penting untuk membedakan secara jelas dan hati -hati antara depresi yang disebabkan oleh gejolak mood yang normal pada remaja dengan depresi yang patologik. Akibat sulitnya membedakan antara kedua kondisi diatas, membuat depresi pada remaja sering tidak terdiagnosis. Bila tidak ditangani dengan baik, gangguan psikiatrik pada remaja sering kali akan berlanjut sampai masa dewasa.
 Depresi pada remaja harus segera ditangani karena kalau berkepanjangan, dapat mengakibatkan bunuh diri yang berujung pada kematian.  Makin lama seseorang mengalami depresi, makin lemah daya tahan mentalnya, makin habis energynya, makin habis semangatnya, makin terdistorsi pola pikirnya sehingga dia tidak bisa melihat alternative solusi, tidak bisa melihat ke depan, tidak menemukan harapan, tidak bisa berpikir positif. Ini menyebabkan remaja melihat bahwa bunuh diri menjadi solusi satu-satunya.

B.     Kasus
Sebuah laporan kasus oleh braswel dan kendall (1988) menggambarkan terapi kognitif-behavioral pada seorang remaja perempuan berusia 15 tahun yang mengalami depresi :
“ ketika bertemu untuk pertama kali sharon tampak sangat disforik, berulangkali berfikir untuk bunuh diri dan menunjukkan sejumlah simtom-simtom vegetatif depresi. Setelah di terapi dengan obat antidepresi, ia mulai menjalani terapi kognitif-behavioral untuk depresi. Ia mampu memahami bahwa moodnya di pengaruhi oleh berbagai pemikiran serta perilakunyadan mampu membuat rencana behafioral untuk meningkatkan terjadinya peristiwa yang menyenangkan dan berorientasi pada penguasaan keterampilan. Sharon memiliki standar yang sangat tinggi dalam mengavaluasi prestasinya di sejumlah bidang, dan akhirnya diketahui bahwa orang tuanya juga berperan dalam penentuan standar tersebut, sehingga dilakukan beberapa sesi terapi keluarga untuk mendorong sharon dan orang tuanya mengevaluasi standar tersebut.
Sharon sulit menerima saran untuk mengubah standar tersebut dan mengatakan bahwa bila sedang tidak dalam kondisi depresi dalam kenyataannyaperfeksionisme tersebut adalah nilai yang dianutnya. Pada titik ini a menolak terapi karena menganggapnya sebagai upaya untuk mengubah sesuatu merupakan nilai bagi dirinya. Dalam mempertimbangkan hal tersebut, kami mulai menggali dan mengidentifikasi sebagai situasi atau bidak dimana perfeksionisme tersebut bermanfaat baginya dan kapan, serta bagaimana perfeksionisme itu justru merugikan. Ia mulai merasasemangkin nyaman dengan perspektif tersebut dan memutuskan untuk tetap menggunakan standar yang tinggi bagi prestsi dalam bidang matimatika (yang jelas menjadi kekuatannya), namun ia tidak perlu terlalu menuntut dirinya dalam bidang seni atau fisika”.

C.     Tinjauan pustaka
1.      Depresi
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
Kehidupan yang penuh stres pada saat ini seperti adanya bencana yang terjadi dimana-mana, dan berbagai peristiwa hidup yang menyedihkan dapat menyebabkan remaja mengalami depresi. Perlu diketahui bahwa remaja pun bisa kena depresi dan kalau tidak diatasi, episode depresi dapat berlanjut hingga remaja tersebut dewasa. Tetapi yang paling membahayakan dari depresi adalah munculnya ide bunuh diri atau melakukan usaha bunuh diri. Hinton (1989) mengatakan bahwa meskipun depresi yang diderita tidak parah namun risiko untuk bunuh diri tetap ada.
Depresi merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam berpikir, menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas, dll. Depresi cenderung diderita oleh remaja karena remaja cenderung memperhatikan citra tubuhnya, rentan mengalami peristiwa yang penuh stres, mengalami tekanan dalam penyesuaian diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Hinton (1989) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa perubahan hormonal, perubahan tingkat dan pola hubungan social sehingga remaja cenderung mempersepsikan orang tua secara berbeda. Selain itu, masa pertumbuhan remaja, jarang yang berlangsung dengan lancar. Banyak masalah yang terjadi dan bisa makin serius hingga menyebabkan depresi yang berkepanjangan. Remaja yang mengalami depresi akan menjadi apatis dan menyalahkan dirinya sendiri sehingga merasa enggan untuk mencari pertolongan.
Depresi dapat mengakibatkan dampak yang merugikan bagi si penderita seperti terganggunya fungsi sosial, fungsi pekerjaan, mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, mengalami ketidak berdayaan yang dipelajari, bahkan hingga tindakan bunuh diri yang menyebabkan kematian.  Remaja hanya mengurung diri di kamar, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya semangat hidup, hilangnya kreativitas, antusiasme dan optimisme. Dia tidak mau bicara dengan orang-orang, tidak berani berjumpa dengan orang-orang, berpikir yang negative tentang diri sendiri dan tentang orang lain, hingga hidup terasa sangat berat dan melihat masalah lebih besar dari dirinya. Remaja jadi pesimis memandang hidupnya, seakan hilang harapan, tidak ada yang bisa memahami dirinya, dan sebagainya.
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan.
Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Jelas sekali dalam kasus Bambang ini, dia belum mampu mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal. Bambang sebenarnya jelas telah melakukan proses berpikir dalam setiap masalah yang ia hadapi, namun semakin ia berpikir semakin ia tidak mampu mendapatkan jawaban atas permasalahan yang sedang ia hadapi. Permasalahan – permasalahan tersebut ia represi terus menerus hingga akhirnya ia tidak mampu lagi menahannya. Tapi dalam proses berpikir itu Bambang belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi, dia hanya melihat masalahnya dari sudut pandangnya sendiri.  Dia belum mampu berpikir luas, belum mampu melihat keadaan luar yang jelas lebih menyedihkan daripada hidupnya.  Yang dia pikirkan hanyalah bagaimana mengakhiri penderitaannya dengan segera, dan bunuh dirilah yang menjadi keputusannya, tanpa memikirkan masa depannya.
Syamsu Yusuf dalam bukunya yang berjudul Mental Hygiene menjelaskan indikator dan penyebab masalah kesehatan mental, yaitu :
·         Perasaan sedih dan tak berdaya
·          Sering marah-marah atau bereaksi yang berlebihan terhadap sesuatu
·          Perasaan tak berharga
·          Perasaan takut, cemas atau khawatir yang berlebihan
·         Kurang konsentrasi
·         Merasa bahwa kehidupan ini sangat berat
·         Perasaan pesimis menghadapi masa depan
Gangguan Perilaku,yaitu :
·         Mengkonsumsi alkohol atau obat-obat terlarang
·         Suka mengganggu hak-hak orang lain atau melanggar hukum
·         Melakukan perbuatan yang dapat mengancam kehidupannya sendiri
·         Secara kontiniu melakukan diet atau memiliki obsesi untuk memiliki tubuh yang langsing
·         Menghindar dari persahabatan atau senang hidup sendiri
Penyebab Masalah Kesehatan Mental Remaja:
1.      Faktor biologis, seperti: genetika, ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuhmenderita penyakit kronis, dan kerusakan system syaraf pusat.
2.      Faktor psikologis, misalnya: frustasi, konflik, terlalu pesimis, kurang mendapat atau bahkan tidak mendapat kasih sayang, dan kurang mendapat pengakuan dari kelompok.
3.       Faktor lingkungan, seperti: merebaknya film-film porno, film bertema kejahatan dan pornoaksi, mudahnya mendapatkan minuman keras, obat-obatan terlarang, mudahnya mendapatkan alat kontrasepsi yang tidak terkontrol, majalah porno, kehidupan hedonistik, materialistik, merebaknya premanisme, kurang kontrol sosial, salah berteman, dan sebagainya.
Depresi pada remaja harus segera ditangani karena kalau berkepanjangan, dapat mengakibatkan bunuh diri yang berujung pada kematian seperti pada kasus ini.  Makin lama seseorang mengalami depresi, makin lemah daya tahan mentalnya, makin habis energynya, makin habis semangatnya, makin terdistorsi pola pikirnya sehingga dia tidak bisa melihat alternative solusi, tidak bisa melihat ke depan, tidak menemukan harapan, tidak bisa berpikir positif. Ini menyebabkan remaja melihat bahwa bunuh diri menjadi solusi satu-satunya.
Sebenarnya masalah depresi akan lebih baik ditangani dengan psikoterapi karena dengan psikoterapi, remaja dibantu untuk menemukan akar permasalahannya dan melihat potret diri secara lebih obyektif. Psikoterapi ditujukan untuk membangun pola pikir yang obyektif dan positif, rasional dan membangun strategi / mekanisme adaptasi yang sehat dalam menghadapi masalah. Perlu diingat bahwa keterbukaan remaja untuk mengemukakan masalah yang sedang dihadapinya akan membantu proses penyembuhan dirinya. Ada beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi depresi pada remaja, yaitu:
·         membantu remaja yang sedang bermasalah untuk memperbaiki distorsi kognitif dalam memandang diri dan masa depan sehingga akan memunculkan suatu kekuatan dari dalam dirinya bahwa dirinya mampu untuk mengatasi masalah tersebut
·          membantu remaja memahami, mengidentifikasi perasaan, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengatasi konflik yang sedang dialami.
Banyak faktor yang menentukan keberhasilan terapi seperti usia remaja saat awal mengalami depresi, beratnya depresi, motivasi, kualitas terapi, dukungan orangtua, kondisi keluarga (apakah orangtua juga menderita depresi atau tidak, ada atau tidak konflik dengan keluarga, kehidupan yang penuh stres atau tidak, dsb). Selain itu, juga diperlukan terapi keluarga untuk mendukung kesembuhan remaja penderita depresi. Dalam terapi keluarga, keluarga remaja yang depresi ikut mendiskusikan bagaimana cara yang terbaik untuk mengurangi sikap saling menyalahkan, orangtua remaja juga diberi tahu seluk beluk kondisi anaknya yang depresi sehingga diharapkan orangtua dan anggota keluarganya akan membantu dalam mengidentifikasi gejala-gejala depresi anaknya dan menciptakan hubungan yang lebih sehat. Selain keluarga, remaja juga pasti membutuhkan sahabat dan di sinilah peran kita sebagai sahabat mereka, jadi jangan pernah meninggalkan mereka dalam keadaan apapun, jadilah pendengar yang baik bagi mereka, jangan pernah menggurui mereka.
2.      Bunuh Diri
Banyak motif bunuh diri yang di kemukakan (Mintz,1968), yaitu : agresi yang dibalikkan kepada diri sendiri, pembalasan yang dilakukan dengan cara menimbulkan perasaan bersalah pada orang lain, upaya untuk memaksakan cinta dari orang lain, upaya untuk melakukan perubahan atas kesalahan yang dilihat pada masa lalu, upaya untuk menyingkirkan perasaan yang tidak dapat diterima, seperti ketertarikan seksual kepada lawan jenis, keinginan untuk rengkarnasi, keinginan untuk bertemu dengan orang yang dicintai yang telah meninggal, dan keinginan atau kebutuhan untuk melarikan diri dari stres, kehancuran, rasa sakit, atau kekosongan emosional.
Banyak profesional kesehatan mental kontenporer menganggap bunuh diri secara umum sebagai upaya individu untuk menyelesaikan masalah, yang dilakukan dalam keadaan stres berat dan ditandai pertimbangan atas alternatif yang sangat terbatas dimana akhirnya penihilan muncul sebagai solusi terbaik (Linehan & Shearin,1988).
Suatu teori tentang bunuh diri yang didasari penelitian dalam bidang psikologi sosial dan kepribadian menyatakan bahwa beberapa tindakan bunuh diri dilakukan karena keainginan kuat untuk lari dari kesadaran yang menyakitkan atas kegagalan dan berkurangnya keberhasilan yang diatribusikan orang yang bersangkutan pada dirinya (Baumeister,1990 dalam Psikologi Abnormal,2010). Kesadaran ini mungkin diasumsikan menimbulkan penderitaan emosional yang berat seperti depresi.
Teori psikoanalisis freud- pada dasarnya freud menganggap bunuh diri sebagai pembunuhan, sebuah perluasan atas teorinya mengenai depresi, ketika seseorang kehilangan orang yang dicintai sekaligus dibencinya, dan meleburkan ornag tersebut dengan dirinya, agresi diarahkan kedalam. Jika perasaan ini cukup kuat, oarang yang bersangkutan akan bunh diri.
Teori sosiologis durkheim- Emile Durkheim (1897,1951), seseorang sosiologis terkenal, menganalisis berbagai laporan bunuh diri dari berbagai negara dan periode sejarah dan menyimpulkan bahwa penihilan diri sendiri dapat di pahami secara sosiologis. Ia membedakan tiga jenis bunih diri, yaitu.
1.      Bunuh diri egostik
Dilakukan oleh orang-orang yang memiliki sedikit ketertarikan dengan keluarga, masyarakat, atau komunitas. Orang-orang ini merasa terasingkan dari orang lain, tidak memiliki dukungan sosial yang penting agar mereka dapat tetap berfungsi secara adaptif sebagai mahluk sosial.
2.      Bunuh diri altrualistik
Dianggap sebagai respon terhadap berbagai tuntutan sosial. Beberapa orang yang bunuh diri merasa sangat menjadi bagian suatu kelompok dan pengorbanan diri untuk melakukan hal yang dianggapnya akan menjadi kebaikan bagi masyarakatnya. Beberapa bunuh diri altrualistik, seperti hara-kiri jepang, dianggap sebagai satu-satunya pilihan terhormat dalam kondisi tertentu.
3.      Bunuh diri anomik
Bunuh diri ini dapat dipacu oelh perubahan mendadak dalam hubungan seseoran dengan masyarakat. Anomi dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam masyarakat, membuat bunuh diri semangkin mungkin dilakukan.
Treamen klien yang berniat bunuh diri beragam, tergantung kepada konteks sebagai mana niat dan bahaya yang dimunculkan. Mayoritas pendekatan intervensi menyatukan dukungan keterlibatan terapeutik yang terarah.
















DAFTAR PUSTAKA
Richard P.Halgin & Whitbourne. 2011. Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Humanika.
Gerald C.Davison dkk. 2010. Psikologi Abnormal. Jakarta : Rajawali pers
Bimo Walgito. 1989. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Penerbir Andi
http://piipiiodd.wordpress.com/2010/04/06/analisis-kasus-depresi-remaja

Minggu, 24 Maret 2013

Teori konsumsi Dan Perilaku Konsumen Dalam Ekonomi Islam


1. Pengertian Konsumsi
            Manusia memiliki kebutuhan yang beragam jenisnya baik yang bersifat fisik maupun rohani. Dalam pengertian ilmu ekonomi, konsumsi ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Bagaimana seorang konsumen memenuhi kebutuhannya dengan pendapatan yang di milikinya? Kita akan melihat bagaimana konsumen membelanjakan uang yang di milikinya untuk memperoleh barang/jasa dan bagaimana teori konsumsi dalam islam.
Islam melihat aktivitas ekonomi adalah salah satu cara untuk menumpuk dan meningkatkan pahala menuju falah (kebahagiaan dunia dan akhirat). Motif berkonsumsi dalam islam pada dasarnya adalah mashlahah, kebutuhan dan kewajiban. Pada konsep ini islam dan konvensional sepakat bahwa kebutuhan untuk mempertahankan hidup adalah motif umum ekonomi.
2. Pengertian Perilaku konsumen
            Perilaku konsumen adalah kecenderungan konsumen dalam melakukan konsumsi, untuk memaksimalkan kepuasanya. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai teori perilaku konsumen ini perlu difahami asumsi berikut :
1.      Konsumen (individual) adalah rasional dalam memutuskan pilihan konsumsinya.
2.      Konsumen mempunyai banyak pilihan/alternative konsumsi
3.      Konsumen mempunyai pilihan (preferensi) sendiri atau free choice.
Perilaku konsumen dapat di bagi menjadi 3 tahapan­1:
1. Preferensi Konsumen. ini adalah suatu langkah awal yang menjelaskan alasan bagaimana seseorang memilih suatu barang tertentu daripada jenis barang yang lain.
2. Garis Anggaran. Di sini konsumen akan mempertimbangkan faktor harga dan akan memutuskan sesuai dengan pendapatan yang di milikinya. Penggabungan preferensi konsumen dengan garis anggaran akan menentukan apa yang akan di lakukan oleh konsumen tersebut.
3. Pilihan-pilihan konsumen. Setelah mengetahui preferensi konsumen dan pendapatan yang di miliki, konsumen memilih kombinasi barang-barang yang dapat memaksimalkan kebutuhan mereka.
            Teori perilaku konsumen dalam system kapitalis sudah melampaui dua tahap. Teori pertama berkaitan dengan teori marginalis, yang berdasarkan teori tersebut pemanfaatan konsumen secara tegas dapat diukur dalam satuan-satuan pokok. Konsumen mencapai keseimbanganya ketika dia memaksimalkan pemanfaatanya sesuai dengan keterbatasan penghasilan, yakni: ketika rasio-rasio pemanfaatan-pemanfaatan marginal dari berbagai komoditas sama dengan rasio-rasio harga-harga uangnya masing-masing. Tahap kedua yang lebih modern mengatur kemungkinan diukurnya dan koordinalitas pemanfaatan itu. Namun berbagai kondisi yang sekarang menjadi kesamaan antara tarif marginal substitusinya, yakni  garis miring dari kurva tetap dan rasio-rasio harga uang, yakni garis miring dari keterbatasan penghasilan itu.
            Para penulis muslim memandang perkembangan rasionalisasi dan teori konsumen yang ada selama ini dengan penuh kecurigaan dan menuduhnya sebagai aspek prilaku manusia yang terbatas dan berdimensi tunggal. Mereka menyatakan bahwa ia didasarkan atas “perhitungan-perhitungan cermat yang diarahkan untuk melihat kedepan dan pengawasan terhadap keberhasilan ekonomi,”  sebagaimana dikemukaan oleh max weber. Tetapimereka tidak setuju dengan max weber bahwa alternative menunjuk kepada “rasionalisme ekonomi” adalah “keberadaaan petani yang sangat menderita” atau “tradisionalisme kalangan pedagang yang memiliki hak-hak istimewa”.[1]
Imam al-Ghozali mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi kesejahteraan sosialnya dalam kerangka sebuah hirarki utilitas individu dan social yang triparti meliputi: kebutuhan (dhoruriat) kesenangan atau kenyamanan (hajaat). Dan kemewahan (tahsiniyat). [2]

1.      Prinsip Dasar Konsumsi
            Menurut islam, anugrah-anugrah Allah itu semua milik manusia dan suasana yang menyebabkan sebagian diantara anugrah-anugrah itu berada ditangan orang-orang tertentu tidak berarti bahwa mereka dapat memanfaatkan anugrah-anugrah itu untuk mereka sendiri, sedangkan orang lain tidak memiliki bagianya sehingga banyak diantara anugrah-anugrah yang diberikan Allah kepada umat manusia itu masih berhak mereka miliki walaupun mereka tidak memperolehnya. Dalam al-Qur’an Allah SWT mengutuk dan membatalkan argumen yang dikemukakan oleh orang kaya yang kikir karena ketidak sediaan mereka memberikan bagian atau miliknya ini
Allah berfirman :
“Bila dikatakan kepada mereka, belanjakanlah sebagian rizki Allah yang diberikanNya kepada mu, orang-orang kafir itu berkata “apakah kami harus memberi makan orang-orang yang jika Allah menghendaki akan diberiNya  makan?” sebenarnya kamu benar-benar tersesat.”(Qs.yasiin:47)[3]
Konsumsi berlebih-lebihan yang merupakan cirri khas masyarakat yang tidak mengenal Tuhan, disebut dalam islam dengan istilah israf (pemborosan) atau tabzir (menghabur-hamburkan harta tanpa guna). Tabzir berarti mempergunakan harta dengan cara yang salah, yakni untuk menuju tujuan-tujuan yang terlarang seperti penyuapan, hal-hal yang melanggar hokum atau dengan cara yang tanpa aturan. [4]
1.      Consumer Behaviour
            Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang
Rasonalnya konsumen akan memuaskan konsumsinya sesuai dengan kemampuan barang dan jasa yang dikonsumsi serta kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa tersebut. Dengan demikian kepuasan dan prilaku konsumen dipengaruhi oleh hal-hak sebagai berikut :
1.      Nilai guna (utility) barang dan jasa yang dikonsumsi. Kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.      Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa. Daya beli dari income konsumen dan ketersediaan barang dipasar.
3.      Kecenderungan Konsumen dalam menentukan pilihan konsumsi menyangkut pengalaman masa lalu, budaya, selera, serta nilai-nilai yang dianut seperti agama, adat istiadat.
1.      Fungsi utility
            Dalam ekonomi, utilitas adalah jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif (gratifikasi) yang dicapai. Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau menurunnya utilitas, dan kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari usaha untuk meningkatkan kepuasan seseorang. Unit teoritikal untuk penjumlahan utilitas adalah util.[5]
Dalam ilmu ekonomi tingkat kepuasan (utility function) digambarkan oleh kurva indiferen (indifference curve). Biasanya yang digambarkan adalah utility function antara dua barang (atau jasa) yang keduanya memang disukai konsumen.
Dalam membangun teori utility function, digunakan tiga aksioma pilihan rasional.
1.      Completeness
            Aksioma ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat menentukan keadaan mana yang lebih disukainya diantara dua keadaan. Bila A dan B adalah dua keadaan yang berbeda, maka individu selalu dapat menentukan secara tepat satu diantara tiga kemungkinan ini :
·         A lebih disukai daripada B
·         B lebih disukai daripada A
·         A dan B sama menariknya
2.   Transitivity
            Aksioma ini menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan “A lebih disukai daripada B”, dan “B lebih disukai daripada C”, maka ia pasti akan mengatakan bahwa “A lebih disukai daripada C”. aksioma ini sebelumnya untuk memastikan adanya konsistensi internal didalam diri individu dalam mengambil keputusan.
3.   Continuity
            Aksioma ini menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan “A lebih disukai dari B” maka keadaan yang mendekati A pasti juga lebih disukai daripada B.
Kombinasi
Jumlah barang x
Jumlah barang y
A
2 Unit
3 Unit
B
3 Unit
2 Unit
C
5 Unit
1 Unit
D
3 Unit
5 Unit
E
4 Unit
4 Unit
Kombinasi titik yang berada pada kurva indifference yang sama memberikan tingkat kepuasan yang sama, sedangkan bila berada pada kurva indifference yang berbeda maka memiliki tingkat kepuasan yang berbeda pula. Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa titik A B dan C memberikan tingkat kepuasan yang sama, sedangkan titik D dan E memberikan kepuasan yang lebih tinggi daripada titik A B atau C.
Konsekuensi dari adanya aksioma konsistensi dalam pilihan konsumen, maka antara kurva indifference yang berbeda tidak boleh berpotongan. Jika kurva tersebut berpotongan berarti terjadi pelanggaran terhadap aksioma utility, yaitu tidak adanya konsistensi telah terjadi. Sebagai contoh. Perhatikan gambar dibawah ini :
Kombinasi titik S Q dan R memberikan tingkat kepuasan yang sama yaitu pada kurva indifference U  . kombinasi pada titik P Q dan T memberikan tingkat kepuasan yang sama yaitu pada kurva indifference U  dari kedua pernyataan diatas terlihat bahwa titik Q berada pada kurva indifference U  dan U  , yang berarti tidak adanya konsistensi tingkat kepuasan pada titik Q,  yang berarti pula telah melanggar aksioma kedua dari utility.[6]
·         Perilaku konsumen Muslim
Berbeda dengan konsumen konvensional. Seorang muslim dalam penggunaan penghasilanya memiliki 2 sisi, yaitu pertama untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya dan sebagianya lagi untuk dibelanjakan di jalan Allah.

1.      Model Keseimbangan konsumsi islam
            Keseimbangan konsumsi dalam ekonomi islam didasarkan pada prinsip keadilan distribusi. Dalam ekonomi islam. Kepuasan konsumsi seorang Muslim bergantung pada nilai-nilai agama yang diterapkan pada rutinitas kegiatanya, tercermin pada alokasi uang yang dibelanjakanya.
2.    Batasan Konsumsi dalam syari’ah
            Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia. Keimanan sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual.
Batasan konsumsin dalam islam tidak hanya memperhatikan aspek halal-haram saja tetapi termasuk pula yang diperhatikan adalah yang baik, cocok, bersih, tidak menjijikan. Larangan israf dan larangan bermegah-megahan.
Begitu pula batasan konsumsi dalam syari’ah tidak hanya berlaku pada makanan dan minuman saja. Tetapi juga mencakup jenis-jenis komoditi lainya. Pelarangan atau pengharaman konsumsi untuk suatu komoditi bukan tanpa sebab.
Pengharaman untuk komoditi karena zatnya karena antara lain memiliki kaitan langsung dalam membahayakan moral dan spiritual.
3.    konsumsi social
            konsumsi dalam islam tidak hanya untuk materi saja tetapi juga termasuk konsumsi social yang terbentuk dalam zakat dan sedekah. Dalam al-Qur’an dan hadits disebutkan bahwa pengeluaran zakat sedekah mendapat kedudukan penting dalam islam. Sebab hal ini dapat memperkuat sendi-sendi social masyarakat.
1.      zakat
2.      sedekah
PENUTUP
            Perilaku konsumen adalah kecenderungan konsumen dalam melakukan konsumsi, untuk memaksimalkan kepuasanya.
Prinsip Dasar Konsumsi  anugrah-anugrah Allah itu semua milik manusia dan suasana yang menyebabkan sebagian diantara anugrah-anugrah itu berada ditangan orang-orang tertentu tidak berarti bahwa mereka dapat memanfaatkan anugrah-anugrah itu untuk mereka sendiri, sedangkan orang lain tidak memiliki bagianya sehingga banyak diantara anugrah-anugrah yang diberikan Allah kepada umat manusia itu masih berhak mereka miliki walaupun mereka tidak memperolehnya.
Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka.
Fungsi utility :
a.       Completeness
b.      Transitivity
c.       Continuity
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami,(Jakarta,PT. Raja Grafindo Persada, 2007)
Kahf, Monzer, Ekonomi Islam. (yogyakarta, pustaka pelajar,1995)